ads by google 3

Infeksi "Kawasan Segitiga Emas"

Bagian tubuh di sekitar organ intim wanita, kerap disebut "kawasan segitiga emas" (maaf, vagina dan sekitarnya), selain berperan besar dalam proses reproduksi, juga rentan terkena infeksi.

Sayangnya, sampai saat ini masih banyak kaum hawa yang lebih percaya, penyakit infeksi saluran reproduksi cuma menyerang wanita pekerja seks komersial yang berfrekuensi hubungan seks tinggi, atau mereka yang punya pasangan berpenyakit kelamin seperti gonore atau sipilis.

Kenyataannya?

Jangan kaget, infeksi ini ternyata tak pilih kasih, wanita "biasa" pun bisa terkena. Terutama perempuan nan punya kesibukan luar biasa, sehingga tak punya waktu merawat organ intim. Konsentrasi mereka lebih tertuju pada perawatan wajah dan bagian tubuh terbuka lainnya. Padahal, wajah cantik bakal sia-sia belaka jika organ intim terlanjur kena infeksi. Tak jarang, infeksi bagian vital itu bisa mendatangkan kemandulan.

Selain mandul, dampak lain yang mungkin terjadi adalah kehamilan di luar kandungan dengan komplikasi berat, nyeri panggul kronis, kematian janin dalam kandungan, lahirnya bayi dengan berat badan rendah serta kemungkinan melahirkan bayi cacat bawaan. Repotnya, gejala awal infeksi ini tidak terlalu mencolok. Biasanya, diawali keputihan terus-menerus, kemudian demam (seperti kena flu), jika buang air kecil terasa panas, nyeri pada daerah panggul, mual-mual serta munculnya perasaan letih, lemah, dan sejenisnya.

Ada dua macam infeksi saluran reproduksi, yakni infeksi bawah dan atas (panggul).

Infeksi atas terjadi akibat penyebaran mikroorganisme dari jalan lahir (vagina dan endoservik) ke alat genetalis di atasnya (seperti selaput lendir endometrium dan tuba falopi yang bisa membawa kemandulan). Dengan kata lain, infeksi panggul ini merupakan sindrom infeksi rahim, saluran telur, indung telur, serta permukaan selaput perut di dekatnya. Lebih jauh lagi, ia bahkan bisa menyerang sampai ke apendiks dan lever.

Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit menyusahkan ini?

Secara umum, infeksi saluran reproduksi lebih banyak terjadi lantaran kekurangpedulian kaum hawa pada kebersihan organ intim mereka. Misalnya, tidak pernah mengenakan pembalut ketika menstruasi, tapi hanya memakai kain biasa yang belum tentu steril, atau membasuh organ dengan air yang tidak bersih, atau kebiasaan berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim.

Untuk menghindarinya, tak ada jalan terbaik kecuali membiasakan diri hidup bersih dan merawat organ intim secara rutin. Belilah sabun atau parfum khusus untuk organ penting tersebut. Jangan paksakan diri mandi dan cebok di air yang tercemar, biasakan membasuh organ intim setelah berhubungan badan, hindari berhubungan badan dengan pasangan yang sedang terjangkit penyakit kelamin, serta hindari berenang di kolam renang yang diduga telah tercemar kuman penyakit infeksi saluran reproduksi.

Pendek kata, jangan anggap enteng infeksi saluran reproduksi. Diperkirakan, sudah banyak kaum hawa yang dihinggapi penyakit ini, tapi mereka lebih suka menyembunyikan penyakitnya lantaran malu. Akibatnya, banyak pasien yang datang ke dokter saat penyakitnya sudah mencapai stadium lanjut atau berstatus penyakit kambuhan atau penyakit yang sama sekali tak pernah diobati sebelumnya.

Meski bisa juga terjadi, keterlambatan pengobatan itu akibat ketidaktahuan pasien. Soalnya, infeksi satu ini kadang tidak menimbulkan gejala yang spesifik (asimptomatik). Tahu-tahu si wanita sudah terjangkit. Umumnya, penderita menganggapnya sebagai keluhan biasa, makanya ia enggan memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit. Namun, setelah gejalanya berkembang makin serius, barulah ia tersadar penyakitnya ternyata sangat parah. Kalau sudah mencapai tahap ini, tentu dibutuhkan langkah-langkah diagnostik panjang dan bertingkat untuk mengetahui faktor penyebabnya.

Mulai sekarang, jangan lagi menganggap infeksi saluran reproduksi sebagai penyakit pilih kasih.


(Intisari)

gugad1