ads by google 3

Membangun seks harmonis

Jika Anda perhatikan semua rubrik konsultasi seks dan psikologi di setiap media, pasti pertanyaan terbanyak adalah soal hubungan yang harmonis, dan atau, seks yang hangat. Memang, sulit merumuskan masalah itu, apalagi, kadang, keharmonisan tiap rumah tangga memang berbeda. Nah, berikut patokan menjaga agar rumah tangga selalu harmonis dan hangat.

Kehidupan seksual yang tidak harmonis, biasanya akan mempengaruhi kebahagian perkawinan. Bahkan tidak jarang timbul berbagai akibat yang pada akhirnya mengganggu kelangsungan perkawinan. Kecenderungan melakukan hubungan seksual dengan orang lain menjadi semakin kuat lagi bila ada faktor pemicu. Salah satu faktor pemicu ialah kehidupan seksual tidak harmonis. Sedang kehidupan seksual yang tidak harmonis ialah kehidupan seksual yang tidak dapat dinikmati bersama, atau hanya dapat dinikmati oleh salah satu pihak saja.

Menurut Prof. Wimpie Pangkahila, ada beberapa sebab mengapa kehidupan seksual suami istri tidak harmonis, yaitu pertama, pengetahuan seksual yang kurang, kedua, komunikasi yang tidak baik, dan ketiga, fungsi seksual yang terganggu.

Maka penting sekali membina kehidupan seksual agar menjadi harmonis dengan memahami dasar-dasarnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sebagai berikut: (1) Menerima pengetahuan seksual yang benar. (2) Membina komunikasi yang baik antara suami dan isteri, khususnya komunikasi seksual. (3) Menjaga fungsi seksual agar tetap baik, dan (4) Segera atasi setiap gangguan fungsi seksual dengan cara yang benar.

Sudah cukupkah itu semua? Tentu saja seks yang harmonis harus selalu dibangun dan diupayakan oleh suami dan isteri setiap waktu dan secara bersama-sama. Upaya ini penting selalu diupayakan karena seiring dengan perjalanan perkawinan, perhatian suami maupun isteri semakin banyak tersita oleh banyak urusan.

Menurut seksologi Alex Pangkahila salah satu penyebab hubungan seksual yang tidak harmonis adalah faktor fisik, yang bisa disebabkan karena penyakit dan bukan penyakit. Beberapa faktor penyebab yang bukan penyakit adalah faktor psikologis, faktor ketidakbugaran dan faktor keterampilan.

Faktor keterampilan ini menurut saudara kandung seksolog Prof. Dr. dr Wimpie Pangkahila, perlu digarisbawahi karena sebenarnya jarang orang yang menikah daan hidup dalam suatu perkawinan, sebelumnya belajar dulu tentang keterampilan seksual karena memang tidak ada kursus tentang itu.

Jadi, katanya, bisa dikatakan hampir semua pasangan memulainya dari nol. Bahkan orang dulu berpandangan hubungan seks tidak perlu dipelajari karena bisa berlangsung secara alamiah.

"Padahal hubungan seks itu harus ilmiah untuk mencapai kualitas," tandasnya.

Intinya, hubungan seks yang berkualitas perlu dipelajari. Awalnya, pelajari ilmunya, setelah menguasai pengetahuan barulah melatih diri agar terampil.

Menurut Alex, keterampilan seks sendiri dibagi tiga. Yaitu masalah sensual, seksualitas dan seks itu sendiri. Yang dimaksud dengan sensual adalah perabaan yang mencakup 55 persen dari porsi keseluruhan. Seksualitas, merupakan hubungan yang sudah lebih dalam lagi yang menempati 40 persen dari porsi. Sedang seks, dalam artian, memasukkan alat kelamin hanya 5 persen.

"Kita sering mengabaikan yang 95 persen tadi. Di situlah sering terjadinya kegagalan mencapai hubungan seks yang prima," tandas Alex.

Bahaya dari kehidupan seksual yang tidak harmonis adalah, bukannya tidak mungkin akan mempengaruhi kebahagian perkawinan. Bahkan tidak jarang timbul berbagai akibat yang pada akhirnya mengganggu kelangsungan perkawinan, yang tidak diharapkan oleh semua pasangan sehingga mengancam kelangsungan hidup ikatan perkawinan.

Nah, jika Anda membaca tips ini, pasti Anda tidak akan mengalaminya lagi. (snr-cn02)





suaramerdeka.com

gugad1