ads by google 3

Fantasi Seksual , Adakah Akibat nya?

leh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Tidak sedikit orang melakukan fantasi seksual. Adakah akibatnya?

Fantasi seksual dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat alamiah tetapi kreatif, yang mampu melenyapkan kesepian dan kejemuan. Cukup banyak penelitian telah dilakukan untuk mengungkap fantasi seksual. Ternyata fantasi seksual dan dorongan seksual sering berjalan bersama. Orang-orang dengan dorongan seksual rendah sering melakukan fantasi seksual, dan mereka merasakan manfaatnya. Banyak sekali fantasi seksual dimanfaatkan untuk meningkatkan dorongan seksual.

Diharapkan dengan berfantasi seksual dapat terjadi peningkatan reaksi seksual, baik secara psikis maupun fisik. Peningkatan reaksi seksual ketika berfantasi seksual terjadi melalui beberapa cara, yaitu melawan kejemuan, memusatkan pikiran dan perasaan kepada sesuatu yang menarik, memperbaiki gambaran fisik diri sendiri, dan membayangkan pasangan yang ideal.

Banyak orang beranggapan bahwa dengan berfantasi seksual berarti ingin melakukan sesuai dengan apa yang muncul di dalam bayangan itu. Ternyata anggapan ini tidak selalu benar. Berfantasi seksual dapat disamakan dengan orang yang berkhayal menjadi pahlawan perang, tetapi tidak berarti dia ingin dan benar-benar bersedia berperang. Atau sama dengan gadis remaja yang berkhayal menjadi seorang istri, tidak berarti ia benar-benar bersedia menikah dan menjadi istri, apalagi menjadi hamil.

Penelitian terhadap wanita yang telah bersuami menunjukkan bahwa fantasi seksual tidak ada hubungan dengan masalah seksual, masalah psikologik, atau pun gangguan kepribadian. Dan ternyata sebagian besar tidak menginginkan apa yang dikhayalkan itu dialami dalam perbuatan nyata.

Sebagian wanita yang acapkali gagal mencapai orgasme, mengaku dengan sengaja melakukan fantasi seksual ketika sedang melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Harapannya, tentu agar dapat mencapai orgasme. Tetapi ternyata harapan tinggal harapan, karena ternyata tidak semua yang akhirnya dapat mencapai orgasme. Mereka yang terap gagal mencapai orgasme antara lain disebabkan karena segera menyadari bahwa suaminya bukanlah pria yang ada dalam fantasinya.

Di samping itu terdapat penyebab lain kegagalan orgasme pada wanita, terutama gangguan fungsi seksual suami. Kalau ini penyebabnya, tentu saja tidak cukup hanya diganti dengan fantasi seksual.

Namun ada anggapan bahwa fantasi seksual berawal dari ketidakpuasan terhadap realitas, dan mempunyai potensi besar untuk menimbulkan konflik dalam hubungan dengan pasangannya. Misalnya kalau pasangannya mengetahui bahwa ada bayangan seseorang yang terlibat dalam hubungan seksual yang dilakukan, tentu ini akan menghambat reaksi seksualnya. Hambatan ini dapat merupakan benih konflik. Contoh lain ialah bila yang bersangkutan melihat kenyataan bahwa pasangannya ternyata tidak sesuai dengan fantasi seksual yang selama ini dialaminya. Maka konflik pun mudah timbul.

Pendapat lain menyatakan bahwa fantasi seksual adalah suatu pornografi pribadi yang merupakan pembalasan dendam terhadap situasi tidak menyenangkan yang pernah dialami sebelumnya. Fantasi seksual dianggap dapat menganggu keintiman hubungan antara suami istri.

Saya sendiri menganggap fantasi seksual sebagai sesuatu yang wajar, bahkan dapat bersifat positif bagi hubungan seksual suami istri. Tentu saja kalau fantasi seksual yang dialami kemudian diekspresikan dalam perbuatan nyata dengan pasangannya.

Tidak diketahui dengan pasti berapa banyak orang yang melakukan fantasi seksualnya dalam perbuatan nyata. Sama juga dengan tidak diketahuinya berapa banyak yang tidak mau melakukannya, dan hanya menganggap semata-mata sebagai sebuah fantasi saja.

Ada beberapa faktor yang mendorong orang untuk melakukan atau tidak melakukan fantasi seksual dalam perbuatan nyata, yaitu kuat tidaknya fantasi seksual yang muncul dibenaknya, jenis fantasi seksual yang muncul, dan bagaimana reaksi orang yang muncul dalam fantasi seksual.*



kompasdotcom

gugad1