ads by google 3

Ibu Hamil Boleh Cemas

Apakah saya makan ikan cukup banyak agar otak bayi saya berkembang dengan baik? Apakah obat flu yang saya telan bulan silam berbahaya bagi kehamilan saya? Apakah anak saya lahir dengan selamat? Apakah jari-jarinya tumbuh sempurna?

Ribuan pertanyaan yang menyesaki dada ibu hamil adalah hal yang wajar. Selama sembilan bulan lebih, ibu hamil menghitung pertumbuhan janin dalam tubuhnya hingga lahir sebagai bayi yang sempurna.

Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, kecemasan adalah hal wajar, demikian menurut spesialis kebidanan dan kandungan Dr. Ocviyana Dwiyanti SpOG. Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. Kecemasan yang menghantui ibu hamil juga dipengaruhi turun naiknya kadar hormon selama kehamilan yang membuat otak bekerja dengan tegang. Selain itu, ibu yang menjalani kehamilan dengan kasus khusus, misalnya hamil bermasalah atau pernah mengalami keguguran juga mengalami kecemasan.

Menurut penelitian, kecemasan ibu hamil yang bermasalah bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih besar dari ibu dengan kehamilan normal. Ada sejumlah hal yang menjadi pusat kecemasan ibu hamil pada umumnya.

Dokter Ocviyana membenarkan bahwa rasa takut kehilangan bayi memang paling banyak dirasakan ibu hamil. "Rata-rata ibu hamil, baik dengan masalah khusus dan normal, takut mengalami keguguran."

Sekitar 85 persen ibu hamil mengalami rasa takut keguguran pada trimester pertama (1-3 bulan kehamilan). Kenyataannya, risiko tertinggi keguguran memang berlangsung pada usia kehamilan yang masih muda. "Pada masa kehamilan trimester pertama, janin masih rentan dan mudah terpengaruh kondisi lingkungan."

Jika kehamilan ibu berlangsung aman dan normal pada trimester pertama ini, kecemasan akan keguguran sebenarnya tak perlu lagi dipelihara. Pada trimester selanjutnya, ibu hamil biasanya mengalami krisis percaya diri karena perubahan penampilannya.

"Merasa tidak cantik dan tak diperhatikan adalah kecemasan yang wajar pada ibu hamil tua," kata Ocviyana.

Pada trimester terakhir, ibu hamil umumnya mengalami kecemasan proses melahirkan. Jika ibu terlalu banyak mendengar cerita proses kehamilan yang sulit dan menakutkan, hal itu akan berpengaruh pada kondisi ibu menghadapi kelahiran bayi. "Banyak pasien saya yang belum apa-apa sudah minta dioperasi caesar karena takut melahirkan," katanya.

Namun, dokter yang biasa dipanggil Ovy ini mengingatkan kecemasan yang berlebihan bisa mempengaruhi kehamilan dan pertumbuhan bayi kelak. Kecemasan akan hal-hal yang tak rasional membuat ibu hamil tidak santai dan memicu stres. "Bayi yang dilahirkan ibu yang stres cenderung menjadi anak hiperaktif dan sukar mengendalikan emosi," katanya.

Stres juga memicu naiknya tekanan darah ibu hamil yang bisa membahayakan proses kelahiran, termasuk nyawa si ibu. Selain itu, kecemasan yang berlebihan akan menghilangkan nikmatnya proses kehamilan itu sendiri. "Nikmatnya merasakan gerakan bayi di dalam rahim dan menyimak pertumbuhannya hari ke hari akan tenggelam oleh ketakutan yang tak perlu. Ibu akan rugi sendiri."

Ibu hamil yang didera kecemasan berlebihan sebaiknya menghadapi saja kecemasan tersebut dan bukannya menghindari, saran dokter yang berpraktek di RS Jakarta Medical Centre, Jakarta Selatan ini. Menurutnya, akan sangat baik bila kecemasan tersebut dibicarakan dengan dokter, bidan atau ibu hamil lainnya untuk berbagi perasaan.

Dokter kandungan umumnya memahami kecemasan ini dan merujuk pada kondisi kehamilan sang ibu. Jika tak ada hal yang mengkhawatirkan, dokter biasanya akan menenangkan si ibu dan menyuruhnya untuk santai dan melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan kecemasan. Namun, pada kehamilan kasus khusus, kecemasan ibu biasanya ditangani hati-hati oleh dokter. Misalnya dengan selalu memantau perkembangan bayi lewat USG atau amniocentesis untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kecacatan atau kondisi serius pada bayi. Dokter juga akan meresepkan obat tertentu pada ibu dengan kehamilan bermasalah, misalnya ibu yang mengidap virus TORCH.

Jika dokter kandungan meremehkan kecemasan ibu, ia menyarankan ibu hamil mencari alternatif dokter pengganti. "Jika ibu tak merasa puas dengan jawaban dokter dan justru merasa dipojokkan dengan kecemasan yang dirasakan, silakan berganti dokter demi kenyamanan," katanya.



tempo.co.id


gugad1