ads by google 3

Kebal Malaria karena Kelainan Genetis

Blessing in disguise. Ternyata, orang yang memiliki kelainan genetika pun mempunyai nilai lebih, karena ia memiliki daya tahan terhadap penyakit malaria. Dari penelitian yang dilakukan oleh Pusat Antar Universitas (PAU) - Bioteknologi Universitas Gajah Mada (UGM), tampaklah bahwa orang yang memiliki penyakit kelainan genetika karena mutasi gen, memiliki ketahanan terhadap penyakit malaria.

Setelah selama lima tahun meneliti pemetaan genetika dari penyakit keturunan, muncullah kesimpulan di luar rencana. Selain mendapatkan angka penderita kelainan genetis yang cukup tinggi di Indonesia, para peneliti juga menemukan bahwa ketahanan tubuh mereka yang mengalami mutasi genetik itu lumayan kuat untuk menghadapi malaria.

Dalam penelitian itu, Prof. Dr. Abdul Salam M. Sofro, Ph.D, Direktur (PAU) - Bioteknologi UGM yang juga menjadi kepala Grup Penelitian Genetika Manusia, menemukan sedikitnya tiga penyakit keturunan akibat kelainan genetika. Yaitu, hemoglobinopati atau mutasi yang terjadi pada hemoglobin, G6PD Deficiency dan oval cell dimana sel-sel darah merah atau eritrosit tidak berbentuk bulat melainkan lonjong.

Abdul Salam memberikan contoh kelainan genetika seperti yang terjadi di Palembang, di mana ditemukan banyak orang yang mengidap hemoglobinopati dengan prevalensi mencapai 10%. Selain itu, di daerah Sumba dan Pulau Sabu, ditemukan orang yang berkelainan genetika hemoglobin A, yang memiliki prevalensi sebesar 40%.

Dari penelitian yang mengambil sampel di daerah-daerah endemik malaria, ditemukan sebuah korelasi langsung. Yakni antara daerah yang memiliki endemitas malaria yang hiper-endemik, dengan banyaknya kasus mutasi genetika. Semakin tinggi endemitas malaria suatu daerah, semakin banyak pula orang yang memiliki kelainan genetik. Di samping itu, pada daerah-daerah hiper-endemik malaria seperti Nusa Tenggara, Sumatera Barat dan Selatan, Maluku, dan Irian Jaya, ditemukan juga tingginya ketahanan terhadap penyakit malaria pada mereka yang memiliki kelainan genetik.

Malaria penyakit yang disebabkan oleh protozoa parasit yang menginfeksi sel-sel darah merah. Ada empat jenis protozoa parasit yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale. Menurut WHO, saat ini malaria menjadi persoalan kesehatan masyarakat di lebih 90 negara. Ada 40% dari populasi dunia mengidap malaria. Setiap tahun, diperkirakan ada 300 sampai 400 juta kasus malaria.

Diakui oleh Abdul Salam, penelitian mereka baru merupakan riset data. Sejauh ini tidak diketahui secara pasti, apa yang menyebabkab ketahanan gen terhadap serangan malaria tersebut. Namun Salam menambahkan, pada orang yang memiliki kelaian gen oval cell, terdapat daya tahan terhadap malaria yang tinggi. Karena sel-sel lonjong itu memiliki dinding yang kaku yang sulit ditembus parasit. Sedangkan pada hemoglobinopati, sel darah merahnya normal namun hemoglobin-nya yang mengalami mutasi. Tak jelas, dari mana ketahanan pada kasus hemoglobinopati itu didapat.

Mutasi genetika yang baik harus merupakan mutasi gen heterozygot -- mutasi gen hanya didapat dari salah satu orang dari pasangan itu saja. Bila mutasi gen bersifat homozygot biasanya akan menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan, seperti pada kelainan hemoglobinopati, dan itu akan berkembang menjadi thalassemia.

Menurut Abdul Salam, hal yang mendorongnya melakukan penelitian kelainan genetik di sini adalah keunikan Indonesia dari sudut populasi yang mempunyai gene pool yang sangat kompleks. Faktor seperti terdapatnya bermacam-macam suku yang masing-masing menyumbangkan susunan genetiknya, merupakan keunikan tersebut.



tempo.co.id

gugad1