ads by google 3

Kontroversi Vitamin C

Kontroversi vitamin C belum usai hinga kini. Berikut ini beberapa penggalan momen kontroversi yang disarikan dari berbagai sumber.

1970
Linus Pauling, ahli kimia dari Portland, Oregon, AS, penerima Hadiah Nobel pada 1954 dan 1962, menerbitkan buku Vitamin C and the Common Cold. Pauling--meninggal enam tahun silam--menganjurkan megadosis vitamin C (maksimal 2.000 miligram per hari), antara lain, untuk terapi kanker, penyakit kardiovaskuler, infeksi, dan kemunduran kemampuan otak.

1974
Dua peneliti AS, yakni Cameron dan Campbell, membuktikan bahwa megadosis vitamin C tidak bereaksi pada pasien kanker. Bahkan, beberapa pasien tercatat mengalami pendarahan setelah 3-6 hari menjalani terapi vitamin C dosis tinggi.

1974-1989
Para ahli di Mayo Clinic dan National Cancer Institute (NCI), AS, menggelar serial riset pada pasien kanker usus besar, leukemia, dan limfoma non-Hodgkin. Berbagai riset ini umumnya menyimpulkan keraguan akan keefektifan vitamin C dosis tinggi untuk terapi kanker.

Menurut Pauling, keefektifan vitamin C dalam riset tersebut memang tidak nyata karena sebagian responden mendapat suntikan sitotoksin. Walhasil, aktivitas pemulihan sel yang dilakukan vitamin C tertutup. Pauling juga menyatakan bahwa manfaat vitamin C dosis tinggi baru terlihat setelah konsumsi dalam waktu lama, bukan dalam tempo singkat.

1991
Pauling menerima surat dari tim panel NCI yang menyebutkan vitamin C dosis tinggi tidak terbukti memperbaiki kondisi pasien berbagai jenis kanker. NCI menyerukan kajian mendalam mengenai megadosis vitamin C sebagai terapi kanker.

1997
James Blanchard dkk., ahli nutrisi dari Universitas Arizona, membuktikan megadosis vitamin C tidak diserap maksimal oleh tubuh. Kadar vitamin C dalam plasma darah konsumen yang minum vitamin C dosis rendah dan dosis tinggi tidak jauh berbeda. Jadi, suplemen megadosis vitamin C boleh jadi mubazir karena tubuh tidak menyerapnya dengan baik.

2000
David Golde, biolog dari Memorial Sloan-Kettering Cancer Center, New York, menyatakan vitamin C justru menghambat pengobatan kanker karena vitamin ini melindungi sel-sel kanker yang mestinya dibunuh.

15 Juni 2001
Ian Blair, ahli kanker dari Universitas Pennsylvania, melaporkan uji laboratorium mengenai megadosis vitamin C. Menurut Blair, megadosis vitamin C merusak struktur DNA sel-sel yang ada dalam tabung percobaan.




tempo.co.id

gugad1